Jumat, 08 April 2016

1000 Buku Dari Bali Untuk Sumba



Belajar (formal/ nonformal) merupakan salah satu hal yang dapat menambah wawasan kita. membaca dan menulis merupakan 2 hal yang tidak mungkin bisa jauh ketika kita belajar. 

Lalu bagaimana jika hal itu tidak tersedia?   

1000 buku dari Bali untuk Sumba merupakan program Gabungan Mahasiswa Sumba Timur di Bali. Kami sadar masih banyak anak sekolah yang kesekolah hanya membawa satu lembar buku untuk semua mata pelajaran, ada pula yang harus rela membagi pensil dengan adiknya sekedar untuk bisa menulis di sekolah, belum lagi mengenai sepatu, ahh jangankan sepatu sendal pun mungkin adalah suatu keberuntungan bagi mereka, karena tidak sedikit yang datang tanpa menggunakan alas kaki, dari beberapa persoalan di daerah terpencil di Sumba, membuat kami melahirkan program ini.

Hal ini pun kami rasa bisa terlaksana karena Bali bukan saja pulau seribu pura tapi juga pulau dengan berjuta peluang pekerjaan yang telah banyak memberikan pekerjaaan bagi setiap orang yang datang ke Bali secara khusus masyarakat Sumba Timur. Oleh karena itu kami mau mengajak semua saudara- saudara untuk sama- sama membantu dalam pengumpulan buku ini.

Melihat realita yang terjadi di Sumba Timur bahwa tidak sedikit anak-anak sekolah yang mau bersekolah dengan bermodalkan semangat, berbeda dengan anak-anak sekolah yang lainnya yang sudah dilengkapi dengan semua perlengkapan sekolah mulai dari pakain seragam, sepatu hingga alat tulis menulis seperti buku dan pensil. Berangkat dari persoalan diatas, kami GAMASTIM - Bali  untuk kepengurusan tahun ini punya  motivasi yang besar bagi anak-anak sekolah dasar di Sumba Timur agar tetap mewujudkan mimpi mereka walaupun harus memulainya dari segala keterbatasan yang ada. Salah satu motivasi kami untuk anak-anak sekolah dasar di Sumba Timur adalah dengan program 1000 buku dari Bali untuk Sumba, target kami tahun ini adalah di salah satu sekolah dasar di desa Maidang, Kecamatan  Kambata Mapa Mbuhang Kabupaten Sumba Timur.






KONDISI SEKOLAH YANG DITUJU

Sekolah ini dipilih karena pernah ada teman kuliah di Bali yang ke desa ini, dari cerita mengenai keadaan anak- anak yang bersekolah disana kami pun berniat untuk melakukan kunjungan ke sekolah ini. Sedikit cerita mengenai jalan dan keadaan sekolah saat dia berkunjung kesana. Dari Waingapu alat transportasi satu- satu adalah menggunakan truk sebagai anggkutan umum selama kurang lebih 2 jam sampai tempat pemberhentian terakhir. Selanjutnya kami harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 3 km dengan menyebrang sungai dua kali dan melewati jalan yang berbukit. 





AKTIVITAS BELAJAR MENGAJAR
Kondisi Sekolah Dasar Lumbung yang berdiri sejak 01 agustus 1960, sampai januari 2016 memiliki 4 kelas yang sudah mulai rusak, siswa di sekolah ini berjumlah 80 orang.
Ada pun cara pembelajaran di sekolah ini kelas 1 dan kelas 3 berada dalan 1 kelas dan  kelas 2 dan 4 dalam satu kelas dan untuk kelas  5 dan 6 memiliki  kelas masing2. Jumlah guru PNS 2 orang, guru SM3T 1 orang  dan honor sekolah 5 orang.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar